Kebijakan Iptek dan Inovasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara
kompas.com - 5 Oktober 2023
Kebijakan yang bertumpu pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Penguasaan iptek dan inovasi sangat penting dalam transformasi sosial untuk kesejahteraan suatu negara.
Hal tersebut mengemuka dalam acara sesi pembuka The Indonesian Science Technology Innovation (STI) Policy Lecture Series III-2003 bertajuk ”Penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi (Iptekin) untuk Transformasi Tata Kelola, Ekonomi, dan Sosial Pusat dan Daerah Menuju Indonesia Emas 2045” secara daring, Selasa (3/10/2023).
Kepala Pusat Riset Kebijakan Publik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yanuar Farida Wismayanti mengemukakan, suatu program atau kebijakan tidak akan secara tiba-tiba bisa berdampak terhadap kesejahteraan rakyat. Namun, program pembangunan tersebut disusun melalui observasi secara ilmiah dan metodologi tertentu sebagai dasar kebijakan.
”Hal terpenting dalam pengembangan iptek adalah adanya proses inovasi karena bagaimanapun juga akan ada celah ketika diimplementasikan atau diaplikasikan. Melalui inovasi inilah yang akan dikembangkan sesuatu untuk mendorong peningkatan ekonomi hingga fokus terhadap kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Menurut Farida, sejumlah negara telah menjadi contoh bahwa kebijakan iptek dan inovasi telah mendorong pertumbuhan industri manufaktur, aktivitas ekspor, dan perdagangan lintas negara. Pada akhirnya, hal ini menghasilkan nilai tambah secara ekonomi dan daya saing di beberapa negara Asia.
Data kalkulasi dari Bank Dunia mencatat, melalui kebijakan iptek dan inovasi, China berhasil menjadi negara yang bertumpu pada ekspor industri manufaktur dengan persentase 93,8 persen. Negara lain yang juga memiliki ekspor manufaktur tinggi, yakni Korea Selatan (88,8 persen), Thailand (77,4 persen), Vietnam (77,3 persen), dan Malaysia (66,9 persen).
”Jepang merupakan negara yang fokus pada pendidikan, inovasi, dan lingkungan. Mereka sadar bahwa melalui penelitian dan pengembangan teknologi mampu meningkatkan standar kehidupan masyarakat, termasuk akses terhadap pendidikan dan kesehatan,” tuturnya.
Farida menekankan, hasil ilmu pengetahuan dan proses transformasi teknologi menuju industri tidak akan bisa optimal tanpa sebuah kemitraan. Karena itu, hal ini perlu didukung dengan kebijakan, seperti perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual, investasi dalam teknologi, serta peningkatan sumber daya manusia.
Selain aspek ekonomi, Farida juga menyebut bahwa penguasaan iptekin sangat penting dalam transformasi sosial suatu negara. Ini ditunjukkan Jepang dengan fokus menerapkan kebijakan terkait dengan kesejahteraan sosial, demografi, dan pendidikan berkualitas tinggi.
Praktik di Filipina juga menerapkan program kesehatan digital melalui pengembangan aplikasi, telemedisin, dan platform informasi untuk memudahkan pelayanan kesehatan. Di sisi lain, Filipina juga terus berinvestasi dalam peningkatan konektivitas internet, terutama di daerah perdesaan.
Daya saing global
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, Indonesia berada pada posisi ke-6 dari 10 negara Asia Tenggara dalam Indeks Daya Saing Global 2022. Indonesia berada di posisi ke-6 setelah Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
"Rendahnya aktivitas dan kontribusi riset di Indonesia berpengaruh terhadap kemajuan dari industri. Bahkan, satu hal yang digarisbawahi dalam dokumen Indonesia Emas 2045 adalah masih terbatasnya dan relatif rendahnya proses komersialisasi hasil iptekin untuk diadopsi dan dimanfaatkan industri dalam meningkatkan daya saing,” katanya.
Menurut Amalia, teknologi dan inovasi menjadi landasan penting suatu negara karena negara yang menguasai iptek dan inovasi merupakan negara yang bisa berdaya saing di tingkat global. Oleh karena itu, kemampuan Indonesia untuk mengadopsi dan beradaptasi terhadap perkembangan teknologi ke depan menjadi sangat penting.
”Pertumbuhan ekonomi 6-7 persen yang dibutuhkan untuk mencapai Indonesia Emas 2045 salah satunya harus ditopang iptekin yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh industri di Indonesia. Dengan begitu, iptekin bisa meningkatkan produktivitas sektor-sektor ekonomi dan memperkuat struktur ekonomi dalam jangka panjang,” ucapnya.
Sumber: https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/10/03/kebijakan-iptek-dan-inovasi-dorong-pertumbuhan-ekonomi-suatu-negara
Dibaca 1600 kali
